Sabtu, 16 Juli 2011

PERSEBARAN BATUAN DAN MINERAL KABUPATEN LAMPUNG UTARA


A.  Latar Belakang
           
Batuan adalah bagian terpenting dalam unsur-unsur penyusun kerak bumi. Sedangkan mineral adalah zat-zat penyusun batuan. Batuan dan mineral merupakan sumber daya alam yang penting dalam suatu wilayah. Sebagian batuan dan mineral mempunyai nilai yang sangat tinggi, hal ini dapat membantu pemerintah dalam usaha menyejahterkan masyarakat.

            Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar bagi susatu pembangunan yang berkelanjutan. Sebagai modal dasar maka pengelolaan secara benar dan tepat harus dilakukan sehingga dapat membarikan manfaat yang sebesar-besarnya. Pengelolaan dimulai dari perencanaan yang matang, dan dibutuhkan informasi tentang persebaran sumber daya alam dan termasuk batuan dan mineral
           
Persebaran batuan dan mineral di suatu cakupan wilayah tidak ada yang merata. hal ini disebabkan oleh bebrapa faktor, salah satu faktor yang sangat mendominasi yaitu proses yang menyebabkan terjadinya batuan dan mineral tersebut. Proses terjadinya batuan sangat berhubungan dengan proses geologi wilayah tersebut. Hal ini menyebabkan proses geologi dan persebaran mineral sangat berkaitan dan tidak bias dipisahkan.

Persebaran batuan dan mineral yang ada di wilayah lampung utara sangat tidak merata. Selain itu di wilayah lampung utara hanya memiliki sedikit jenis batuan dan mineral yang berharga atau yang mempunyai nilai jual yang tinggi.

A. PROSES GEOLOGI

            Geologi dapat di artikan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi (aspek kebumian ), meliputi sejarah terbentuknya bumi, susunan bumi proses-proses yang terjadi di permukaan dan di bawah permukaan bumi, serta organisme yang pernah hidup di  bumi.

            Proses terbentuknya bumi,proses-proses yang terjadi di permukaan bumi, seerta organisme, yang pernah hidup di bumi inilah yang dikenal dengan istilah proses geologi. Secara garis besar proses geologi terdiri atas:
  1. proses endogenetik (berlangsung di bawah permukaan bumi), meliputi: diatrofisma (gaya pembentukan benua, pegunungan dan lautan), dan vulkanisma (gaya gunung api; menghasilkan berbagai energi dan mineral)
  2. proses eksogenetik( berlangsung pada permukaan bumi) kekuatan air, yaitu denudasi/pelapukan batuan dan erosi, serta deposisi/pengendapan batuan), atmosfera (kekuatan angin), dan biosfera (kekuatan organisme).

Secara geografi regional, kabupaten lampung utara terletak pada cekungan Sumatra selatan, dan bagian baratnya terletak pada lajur bukit barisan bagian selatan, seperti terlihat pada gambar 1.





Lajur bukit barisan yang membatasi cekungan Sumatra selatan di sebelah baratnya umumnya ber-facies volcanic. Lajur ini merupakan volcanic inner arc yang membentang sepanjang bagian tengah pulau Sumatra.

Pada lajur ini terdapat cekungan-cekungan setempat yang dibatasi oleh patahan vertikal, yang terbentuk akibat persesaran batuan dasar. Cekungan-cekungan setempat dikenal sebagai interamontana basin yang berperan sebagai salah satu cekungan sedimentasi endapan batubara.

Wilayah barat kabupaten lampung utara adalah bagian dari lajur bukit barisan yang merupakan geantiklinal, dengan siklinal di sebelah timur punggung pegunungan. Punggung bukit barisan ini mengalami dekormas pada zaman tersier, seperti terjadinya gejala geologi berupa patahan(gaya vertikal), terobosan serta pembentukan jalur gunung berapi. Gejala lain adalah depresi tektonik yang ditutupi oleh sedimen-sedimen vulkanis dari celah fisuves eruption.

Pada bagian utara, lapisan sedimen ini mengalami pelipatan di zaman pleistosen tua yang menghasilkan lapisan minyak bumi di dalam empat seri lapisan palembang(palembang bed). Lapisan palembang ( di wilayah lampung) yang terdapat di wilayah menggala, kota bumi dan sukadana ditandai dengan singkapan endapan/sedimen tuffa massa,yang merupakan pengantar endapan minyak bumi. Sukadana basalt merupakan plateau, diiringi dengan erupsi desit yang terjadi pada zaman Holosen. Singkapan Plateau ini tidak merata dan sebagian ditutupi oleh endapan alluvium seperti pasir.

Batuan tertua yang tersingkap dan menjadi dasar Cekungan Sumatra Selatan dan Lajur Bukit Barisan merupakan batuan Pra Tersier. Korelasi stratigrafi Cekungan Sumatra Selatan  - lajur Bukit Barisan, seperti yang ada di bawah ini:


Table 1.1 Korelasi Stratigrafi Cekungan Sumatra Selatan – Lajur Bukit Barisan

zaman
Kala
(umur)
Cekungan sumsel
Lajur bukit barisan
Batuan metamorf malihan
Batuan
Terobosan

kuarter
Holosen
Endapan alluvium pantai
Batuan volk.kuarter muda

Granit,
Grano, diorite,
dasit
Endapan rawa
Batuan volk. Kuarter tua
Pleistosen
Formasi kasai
Formasi semung
Formasi ranau
Formasi lampung
tersier
neogen
pliosen
Formasi muara enim
Formasi lakitan
Formasi anak benakat
formasi bal
Formasi gunai
miosen
Formasi batu raja

paleogen
oligosen
Formasi talang akar
Formasi hulu simpang
Formasi gading
Eosin

Formasi kikim


paleosen
Pra Tersier


Formasi menanga
Komp. Gunung kasih
Granit kapur









Sumber: T.C. Amin sidarto, S. Santosa dan Gunawan

Batuan Pra Tersier ini terdiri dari batuan metamorf/malihan. Batuan metamorf/malihan Kompleks Gunung Kasih berumur kapur awal, sedangkan granit seputih berumur kapur akhir. Sesuai konsep Plate tectonic,  Cekungan Sumatra Selatan (yang merupakan back arc  basin) kemungkinan besar terbentuk oleh persesaran bongkah dan perluasan batuan alas Pra Tersier, akibat adanya tekanan yang berarah utara-selatan.

Pada Cekungan Sumatra Selatan di atas batuan Pra Tersier diendapkan secara tidak selaras, bertururt-turut batuan Formasi Talang Akar, formasi Batu Raja, formasi Gumai, Formasi Air Benakat, dan Formasi Muara Enim.

Pada Lajur Bukit Barisan diatas batuan Pra Tersier diendapkan secara tidak selaras, bertururt-tirut Batuan Formasi Kikim, Formasi Hulu Simpang, Formasi Gading, Formasi Bal, dan Formasi Lakitan, serta diikuti dengan pengendapan Batuan Kuarter , Formasi Semung, Formasi Ranau, Formasi Lampung dan Batuan Vulkanik Kuarter Tua dan Kuarter Muda.

B. SUMBER DAYA MINERAL DAN BATUAN

1. Mineral

Secara garis besar, sumber daya alam dapat di bagi dalam dua kelompok besar, yaitu sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non-hayati. Suber daya alam hayati meliputi berbagai kekayaan tumbuh-tumbuhan dan biota yang berkembang di suatu daerah. Sedangkan sumber daya alam non-hayati adalah kekayaan alam yang tidak dapat berkembang (tidak hidup) termasuk diantaranya batuan dan mineral.

Pada dasarnya sumber adaya alam non hayati dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu:
1.      sumber daya alam non-hayati yang dapat diperbaharui(rewenable) seperti tanah, air, energi surya, energi sungai dan energi gelombang
2.      sumber daya alam non-hayati yang tidak dapat diperbaharui(non-renable) seperi bahan galian, tambang, dan bentang alam.

Mineral dapat didefinisikan sebagai bahan anorganik asli (terbentuk secara alamiah), yang mempunyai susunan kimia yang tetap dan mempunyai sifat fisik tertentu. Mineral yang menyusun kerak/kulit bumi sangat banyak jumlahnya.

Berdasarkan stratigrafi cekungan Sumatra Selatan  - lajur Bukit Barisan, Lajur Bukit Barisan merupakan daerah sebaran mineralisasi emas dan perak, serta bijih besi. Sebagian wilayah kecamatan bukit kemuning, tanjung raja dan abung tinggi berada pada jalur pegunungan bukit barisan, sehingga potensi mineral logam sangat memungkinkan. Penelitian dan eksplorasi di wilayah perlu dilakukan lebih lanjut.

·         bahan galian industri
Di wilayah kabupaten lampung utara terdapat potensi bahan galian industri yang ada dan telah dieksploitasi(skala kecil) adalah penambangan batu kapur, yang berlokasi di desa ogan jaya kecamatan abung tengah dengan perkiraan potensi seluas 55 ha. Pemanfaatan potensi tersebut

Sedangkan potensi bahan galian industri lainnya seperti asbes, batu tulis, batu permata, bentonit , dolomit, garam batu, grafit, gips, kalsit, kaolin, mika, nitrat, phospat, talk, tawas, zeolit, pasir kuarsa, tanah diatom dan sebagainya, belum ditemukan diwilayah ini.

·         Bahan galian konstruksi

     Contoh barang galian konstruksi diantaranya adalah berbagai jenis tanah liat, pasir dan kerikil, batu pasir, andesit (batu), obsidian, marmer, basalt, granit dan sejenisnya.
Daerah aliran Way abung, way tulung mas, dan way rarm merupakan lokasi potensial untuk penambangan bahan galian konstruksi(bahan galian golongan C), terutama pasir dan kerikil. Pada beberapa lokasi telah dilakukan eksploitasi(penambangan).

Selain di daerah aliran sungai, bahan galian konstruksi didapati pula di areal darat perbukitan, seperti penambangan batu andesit di desa mulangmaya, kota bumi.penggalian tanah liat.untuk industri pembuatan bata juga telah banyak diusahakan oleh masyarakat.

Lokasi penambangan bahan galian pasir di kabupaten lampung utara terdapat pada enam kecamatan dan 24 desa. Perkiraan potesi bahan galian pasir(beserta batu kerikil) masing-masing kecamatan di kabupatn lampung utara, terlihat pada table 1.2.


Tabel 1.2
penambangan/penggalian pasir
Dikabupaten lamung utara tahun 2001
No
kecamatan
Perkiraan potensi(M3)
jenis
desa
1
Abung timur
808.500
Pasir
1.      sumber agung
2.                 sido mukti
3.                 bumi jaya
2
Abung selatan
1.944.000
Pasir
1.      blambangan
2.      pagar
3.      Sinar Ogan
4.      Trimodadi

3
Sungkai selatan
612.625
Pasir dan batu kerikil(sirtu)
1.      Cempaka
2.      Sinar Harapan
3.      Tanjung Raja
4.      Kubu Hitu
4
Sungkai utara
312.500
Pasir dan batu kerikil(sirtu)
1.      Kota Negara
2.      Ciamis
3.      Negara Ratu
4.      Neg. Campang Jaya
5
Muara sungkai
486.000
Pasir dan batu kerikil(sirtu)
1.      Karang Sari
2.      Karang Rejo
3.      Neg. Ujung Karang
6
Bunga mayang
2.744.000
pasir
1.      Kota Napal
2.      Negara. Tl. Bawang
3.      Haduyang RAtu
4.      Sukadana Ilir
5.      Sukadana Udik
6.      Tanah Abang


Sumber: Survey Lapangan, 2001

Lokasi peenambangan/penggalian batuandesit di kabupaten Kampung Utara terdapat di tujuh kecamatan dengan rincian satu kecamatan denagan jenis batu andesit(gunung), sedangkan enam kecamatan lainnya memiliki potensi batu kali yang tersebar pada 31 desa. Secara rindi lokasi penambangan/penggalian batu andesit terlihat pada table 1.3





Table 1.3
lokasi penambangan/penggalian batu andesit
Di kabupatan lampung utara
No
Kecamatan
Perkiraan potensi (M3)
jenis
desa
1
2
3
4
5
1
Bukit kemuning
212.500
Batu kali
1.  tanjung baru timur
2.  tanjung baru
2
Tanjung raja
416.000
Batu kali
1.   tanjung raja
2.   tulung balak
3.   mekar jaya
4.   ulak ata
5.   tanjung beringin
6.   tanjung riang
3
Kota bumi utara
67.500
Batu kali
1.   madu koro
2.   wono marto
4
Kota buni selatan
1.212.500
Batu gunung
1. mulang maya
(gunung angger)
5
Abung barat
648.000
Batu kali
1. way asem
2. comok sinarjaya
3. simpang agung
4. bumi nabung
5. cahaya mas
6. cahaya negeri
7. ogan lima
8. haji kagungan
9. talang jembatan
10.            periangan            

1
2
3
4
5
6
Abung tengah
198.000
Batu kali
1.     nyapah banyu
2.     negla sari
3.     sinar gunung
4.     subik
5.     gunung gijul
6.     ogan jaya
7.     kedaton
7
Abung tinggi
104.000
Batu kali
1.      sekipi
2.      ulak rengas
3.      pulau panggung
4.      sidokayo


       Wilayah kabupaten lampung utara juga memiliki potesi penggalian tanah liat yang kini penggunaannya sebagai bahan baku industri rumah tangga, khususnyapembuatan batu bata. Lokasi penambangan/penggalian tanah liat di kabupaten lampung utaratersebar di enam kecamatan dan 14 desa. Secara rincilokasi penambangan/penggalian tanah liat tersebut terlihat pada table 2.1


Tabel 2.1
Lokasi Penambangan/Penggalian Tanah Liat
Di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2001

No
Lokasi
jenis
kecamatan
desa
1

1. Rejosari
Tanah liat u. industri bata
2

1. Kota Alam
Tanah liat u. industri bata
3

1. Kali balangan
2. Trimodadi
3. Blambangan
Tanah liat u. industri bata
4

  1. Kota negara
  2. Ciamis
  3. Negara ratu
  4. Ibu jaya
  5. Negara sakti
Tanah liat u. industri bata
5

  1. Cempaka
  2. Ketapang
Tanah liat u. industri bata
6

  1. Neg. Tl. Bawang
  2. Tl. Bawang
Tanah liat u. industri bata
Sumber survey lapangan, 2001
          Berdasarkan survey lapangan, beberapa pengusaha penggalian telah memiliki Surat Izin Pertambangan Propinsi (SIPP) Bahan Galian Golongan C, namun banyak pula yang belum mempunyai surat izin tersebut.

2. Batu Bara

        Secara geologis batubara termasuk ke dalam kelompok batuan sedimen, artinya batuan yang terbentuk dari batuan yang ada sebelumnya atau dari cangkang binatang serta sisa tumbuhan yang mengalami proses pelapukan, erosi, dan pengendapan.selanjutnya mengalami proes kompaksi dan sedimentasi menjadi batuan padat.

          Lajur bukit barisan yang membatasi cekungan Sumatra Selatan di bagian barat umumnya berfacies volcanic. Lajur ini merupakan volcanic inner arc, yang membantang sepanjang bagian tengah pulau Sumatra. Pada lajur ini terdapat cekungan-cekungan setempat yang dibatasi oleh patahan vertikal, yang terbentuk akibat persesaran batuan dasar. Cekungan-cekungan setempat dikenal sebagai\intermontana basin yang berperan sebagai salah satu cekungan sedimentasi endapan batubara

       Beberapa penelitian/penyelidikan geologi, telah melaporkan adanya endapan batubara pada cekungan tersebut, salah satunya adalah cekungan Sumatra selatan. R.Whandoyo dan Massgus Ahmad pada tahun 1983 melaporkan danya beberapa singkapan batubara yang terdapat pada Formasi Talang Akar. T.C. Amin pada tahun 1988 juga melaporkan adanya endapan batu bara pada Formasi Talang Akar dan Formasi Gading.

       Penyelidikan (eksplorasi) potensi batubara pada cekungan sedimentasi tersebut dikerjakan oleh PT. Karya Sakti Duta Indah dengan wilayah eksplorasi berada di Desa Subik, Kecamatan Abung Tengah, Lampung Utara hingga dusun Lingga Pura Desa Negri Katon, Kecamatan Padang Ratu, Lampung Tengah.

       Dari beberapa contoh sampel yang diambil telah dianalisis, kandungan rata-rata batubara mencapai lebih dari 6.600 kcal.kg batubara yang merupakan batubara dengan kualitas yang baik dengan tingkatan Sub Bituminous. Namun dari uji sampel diperoleh juga bahwa kandungan sulfur batubara juga tinggi yaitu 1,18 %hingga 2,30%, hingga diperlukan tehknik lebih lanjut untuk menurunkan kadar sulfur tersebut.


D. PERAN SUMBER DAYA MINERAL DAN BATUAN

NO
Sektor Usaha
Tahun
1994
1995
1996
1997
1998*
1
Pertanian, perkebunan, peternakan & perikanan
5,51
5,17
5,34
-0,34
1,25
2
Pertambangan & penggalian
38,76
28,29
22,31
8,50
-21,6
3
Industri pengolahan

8,92
16,09
4,82
12,94
-2,64
4
Listrik, gas & air bersih
0,96
1,16
12,93
1,20
0,73
5
Konstruksi

21,74
25,46
17,58
5,01
-30,05
6
Perdagangan, hotel, & retoran
6,06
7,95
5,39
1,76
-7,92
7
Pengangkutan & Dan Komunikasi
8,47
2,97
12,25
13,36
2,61
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
13,41
24,5
12,95
3,79
-28,1
9
Jasa-Jasa

0,61
0,43
1,96
0,25
-19,42
PDRB
7,10
8,41
6,96
2,34
-7,83

Sumber: PDRB Lmpung Utara, BPS Prop. Lampung (1999)
Ket : *) terpisah dari kabupaten Way kanan

        Sektor pertambangan dan penggalian dalam kurun 1994 – 1998 mengalami pertumbuhan rata-rata 15,36%. Pertumbuhan tertinggi di capai  pada tahun 1994 sebesar 38, 76% dan terendah pada tahun 1998 sebesar -21,06%.

       Pada tahun 1998 dengan pertumbuhan yang negatif pada sektor pertambnagan dan penggalian  (-21,06), maka peranan sektor tersebut dalam pertumbuhan rill PDRB Kabupaten Lampung Utara memberikan sumbangan sebesar 2,34%. Pertumbuhan negatif pada tahun 1998 pada sektor pertambangan dan penggalian dimungkinkan akibat dari dampak krisis ekonomi serta beberapa faktor lain.
       Dengan adanya pemekaran Kabupaten Way Kanan maka berkibat pada penyempitan wilayah Kabupaten Lampung Utara, yang juga berarti penyempitan lHn prtambangan dan penggalian.

       Wilayah Kabupaten Way Kanan (sebelum dipisahkan dari Kabupaten Lampung Utara)merupakan daerah yang potensial dalam eksplorasi dan eksploitasi dan bahan tambang dan galian, saeperti emas dan batu setengah mulia/ akik (tambang rakyat).



1 komentar:

  1. Assalamu'alaykum, Mbak. Boleh minta referensi/jurnal yang mbak pakai untuk artikel ini?

    BalasHapus